Bab 13 dan 14 : Budaya , Kreativitas dan Inovasi
1. Pengertian dan Fungsi
Budaya Organisasi
Pengertian Budaya
Organisasi
Dalam buku Handbook of Human
Resource Management Practice oleh Michael Armstrong pada tahun 2009, budaya
organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan
asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku
dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan.
Fungsi Budaya Organisasi
1. Budaya mempunyai peranan
pembeda atau tapa batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara
satu organisasi dengan yang lain.
2. Budaya memberikan rasa
identitas ke anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya
komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi
seseorang.
4. Budaya itu meningkatkan
kemantapan sistem sosial.
2. Tipologi Budaya Organisasi
Beranjak dari aneka definisi,
lapisan, dan perspektif dalam memandang budaya organisasi, maka muncul aneka
ragam tipologi budaya organisasi. Tujuan tipologi ini menunjukkan aneka budaya
organisasi yang mungkin ada di realitas. Kajian mengenai tipologi budaya
organisasi ini sangat bervariasi.
Tipologi budaya organisasi dapat
diturunkan dari tipologi organisasi. Amitai Etzioni membagi tipe organisasi
dengan membuat tabulasi silang antara jenis kekuasaan dengan jenis keterlibatan
individu di dalam organisasi. Jenis kekuasaan ia bagi menjadi Koersif,
Remuneratif, dan Normatif sementara jenis keterlibatan ia bagi menjadi
Alienatif, Kalkulatif, dan Moral.
Jenis Kekuasaan. Koersif adalah
kuasa dalam organisasi yang muncul dari penghukuman fisik atau ancaman
penghukuman fisik. Remuneratif muncul dari kendali atas sumber daya dan
rewardmaterial. Normatif muncul dari distribusi dan manajemen reward serta
penalti simbolik.
Keterlibatan. Adalah
kecenderungan evaluatif dan emosional dari para aktor terhadap suatu tindakan.
Alienatif adalah keterlibatan yang sangat tidak disetujui. Kalkulatif adalah
keterlibatan yang lemah baik itu setuju atau tidak setuju. Moral adalah
keterlibatan yang sangat disetujui.
Etzioni yakin bahwa cenderung
akan ada perimbangan antara keterlibatan dan power dalam suatu organisasi
sehingga pola budaya suatu organisasi adalah persilangan antara kedua konsep
tersebut. Menurut Etzioni, tipe kombinasi yang paling sering muncul dalam
realitas organisasi adalah Koersif-Alienatif,Remuneratif-Kalkulatif, dan
Normatif-Moral yang pada tabel di atas ada dalam domain 1, 5, dan 9. Etzioni
melanjutkan bahwa ketiga domain tersebut merupakan tipe organisasi yang paling
efektif. Dari hasil tabulasi silangnya, Etzioni kemudian mengajukan tipologi
organisasinya yaitu : (1) Organisasi Koersif; (2) Organisasi Utilitarian; dan
(3) Organisasi Normatif.
Organisasi Koersif adalah
organisasi di mana para anggotanya terperangkap dalam alasan fisik dan ekonomi
sehingga harus mematuhi apapun peraturan yang ditimpakan oleh
otoritas.Organisasi Utilitiarian adalah organisasi di mana para anggota
dimungkinkan untuk bekerja yang adil untuk hasil yang adil pulaserta adanya
kecenderungan untuk mematuhi beberapa aturan yang esensial di samping para
pekerja menyusun norma dan aturan yang melindungi diri mereka sendiri.
Organisasi Normatif adalah organisasi di mana para individunya memberi
kontribusi pada komitmen karena menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan
diri mereka sendiri.
Tipologi Etzioni memungkinkan
peneliti membedakan antara organisasi bisnis yang cenderung Utilitarian,
organisasi Koersif seperti penjara dan rumah sakit jiwa, ataupun organisasi
Normatif seperti sekolah, rumah sakit dan lembaga-lembaga nirlaba.
Tipologi lainnya diajukan oleh
Rob Goffee and Gareth Jones yang membagi tipologi budaya organisasi ke dalam 4
kuadran yaitu : (1) Networked, (2) Fragmented, (3) Mercenary, dan
(4)Komunal.[30] Rincian kuadran tipologi Budaya Organisasi Goffee and Jones
sebagai berikut:
Gambar 8 Kuadran Tipologi Budaya
Organisasi versi Goffee and Jones
Tipologi Goffee and Jones
didasarkan pada 2 konsep yaitu :Solidaritas dan Sosiabilitas. Solidaritas
adalah kecenderungan untuk saling dukung sementara Sosiabilitas adalah kecenderungan
untuk berhubungan satu dengan lainnya. Dalam kajiannya, tipologi Goffee and
Jones diukur lewat kuesioner yang terdiri atas 23 pertanyaan.
Fragmented adalah tipe budaya
organisasi yang rendah baik dimensi Sosiabilitas maupun Solidaritasnya. Mercenary
adalah tipe budaya organisasi dengan Solidaritas tinggi, sementara Sosiabilitas
rendah. Komunal adalah tipe budaya organisasi dengan Sosiabilitas tinggi,
sementara Solidaritas rendah. Akhirnya, Networked adalah tipe budaya organisasi
dengan Sosiabilitas dan Solidaritas tinggi.
Tipologi Goffee and Jones cukup
bermanfaat dalam mendiagnosis sejumlah elemen dalam suatu budaya organisasi
kendati kekurangan dua dimensi pokok dalam budaya organisasi: (1) hubungan
antara organisasi dengan lingkungan eksternal dan (2) batasan fungsi
manajemen.
Tipologi budaya organisasi
lainnya dibuat oleh dua peneliti Kim S. Cameron and Robert E. Quinn. Keduanya
membagi tipologi organisasi ke dalam 4 kuadran yaitu : (1) Klan; (2) Hirarki;
(3) Adokrasi; dan (4) Market-Oriented.
Cameron and Quinn berbeda dengan
Goffee and Jones karena menyertakan kalkulasi masalah eksternal organisasi.
Tipologi ini dibangun lewat kerangka nilai-nilai yang berkembang di dalam
budaya suatu organisasi dan sebab itu disebut pula sebagai “Competing Value
Model.” Cameron and Jones telah mengembangkan alat ukur khusus untuk mengukur
tipologi di atas dan terkenal dengan sebutan OCAI (Organizational Culture
Assessment Instrument).
Alat ukur OCAI tersebut terdiri
dari 24 item pertanyaan dengan 6 indikator. Keenam indikator tersebut adalah:
1. Karakteristik-karakteristik
dominan organisasi;
2. Kepemimpinan organisasi;
3. Manajemen pegawai;
4. Perekat organisasi;
5. Titik tekan strategis; dan
6. Kriteria keberhasilan
organisasi.
Berdasarkan kombinasi atas keenam
indikator organisasi tersebut, Cameron and Quinn membuat empat tipologi budaya
organisasinya.
Klan adalah budaya organisasi
yang merupakan tempat paling ramah dan bersahabat untuk bekerja. Para anggota
organisasi saling berbagi kehidupan antar sesamanya. Ia mirip dengan keluarga
di luar rumah. Pemimpin, atau kepala organisasi, dipandang selaku mentor dan
mungkin juga figur orang tua. Organisasi terbangun atas loyalitas dan tradisi.
Komitmen para anggota terhadap organisasi cukup tinggi. Di samping itu,
organisasi menekankan pada keuntungan jangka panjang dari pembangunan sumber
daya manusia dan sangat memperhatikan kohesi organisasi dan moral. Kesuksesan
didefinisikan dalam pengertian sensitivitas pada penikmat jasa dan perhatian pada
orang lain. Organisasi Klan menempatkan kerja tim, keterlibatan anggota, dan
konsensus pada prioritas tertinggi.
Adokrasi merupakan tempat bekerja
yang dinamis, kewirausahawanan, dan kreatif. Para anggota bersikap waspada dan
bersedia mengambil resiko. Pemimpin dianggap selaku inovator dan pengambil
resiko. Organisasi direkatkan oleh komitmen atas inovasi dan eksperimentasi.
Penekanan Adokrasi adalah membawa organisasi menjadi perintis atau pionir.
Penekanan jangka panjang organisasi adalah pada perkembangan dan pencarian
sumber-sumber daya baru. Kesuksesan diartikan sebagai pencapaian keunikan jasa
dan produk-produk baru. Sebab itu, selalu menjadi pemimpin dalam produksi atau
pelayanan adalah nilai terpenting bagi organisasi yang memiliki budaya Adokrasi.
Organisasi juga menghendaki inisiatif dan kebebasan individual.
Market juga disebut organisasi
yang berorientasi hasil, di manaconcern utamanya adalah bagaimana pekerjaan
dituntaskan. Para anggota cenderung kompetitif dan berorientasi tujuan.
Pemimpin adalah pengarah yang ketat, produser, sekaligus kompetitor. Mereka
zakelijk dan penuntut. Reputasi dan kesuksesan adalahconcern-nya. Fokusnya pada
jangka panjang adalah pemenuhan tujuan serta tindakan kompetitif yang
terukur.
Hirarki adalah organisasi yang bersifat
formal dan terstruktur. Prosedur-prosedur adalah pengatur yang utama seputar
apa yang orang harus lakukan. Pemimpin bangga jika diri mereka mampu menjadi
organisator dan koordinator yang baik, dengan kecenderungan pada efisiensi.
Bagaimana organisasi berjalan lancar adalah sesuatu yang kritis bagi Hirarki.
Aturan-aturan serta kebijakan-kebijakan formal yang membuat ikatan dalam
organisasi. Fokus jangka panjang adalah pada stabilitas dan kinerja yang
efisien dan kelancaran operasi. Kesuksesan didefinisikan dalam istilah
penjadualan yang lancar, biaya rendah, dan pengantaran yang teratur. Manajemen
pekerja concernpada keamanan pekerjaan dan prediktabilitas.
3. Kreativitas Individu dan
Team Proses Inovasi
Kreativitas dengan inovasi itu
berbeda. Kreativitas merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru,
sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru. Hubungan keduanya jelas.
Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan kata lain,
kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel
tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi
strategi, taktik, dan eksekusi. Dalam pitching konsultansi atau agency, sering
terdengar keluhan bahwa secara konseptual apa yang disodorkan agency bagus,
tetapi strategi itu tak berdampak pada perusahaan karena mandek di tingkat
eksekusi. Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh seseorang, tetapi
eksekusinya harus melibatkan banyak orang, mulai dari atasan hingga bawahan. Di
sinilah mulai ada gesekan antarkaryawan, beda persepsi hingga ke sikap
penentangan.
Itu sebabnya, tak ada perusahaan
yang mampu berinovasi secara konsisten tanpa dukungan karyawan yang bisa
memenuhi tuntutan persaingan. Hasil pengamatan kami menunjukkan,
perusahaan-perusahaan inovator sangat memperhatikan masalah pelatihan karyawan,
pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk meng-create daya pegas inovasi.
Benih-benih inovasi akan tumbuh baik pada perusahaan-perusahaan yang selalu
menstimulasi karyawan, dan mendorong ke arah ide-ide bagus. Melalui program
pelatihan, sistem reward, dan komunikasi, perusahaan terus berusaha untuk
mendemokratisasikan inovasi.
No comments:
Post a Comment